Mau memilih gaya hidup modern atau gaya hidup kontemporer? Temukan kiatnya disini dan beragam pilihan yang pasti menambah pengtahuan. Apapun nanti pilihan anda, hendaklah tetap peduli pada lingkungan dan pada orang-orang disekitar yang membutuhkan.
B. Bentuk-bentuk Gaya Hidup Modern
Bentuk-bentuk Gaya Hidup Modern yang perlu anda ketahui antara lain sebagai berikut:
1.
Menjadikan “status” sebagai sesuatu yang penting.
Salah satu bentuk gaya hidup modern di kota metropolis adalah bahwa
satus seseorang ditandai dengan penamilan dan segala yang dipakainya,
misalnya mobil, telebon seluler (Hp), dan lain-lain.
. Mobilitas yang tinggi.
pagi di Jakarta, siang sudah di Medan, esoknya sudah di Manado dan
kemudian sudah ada di Singapura. Itulah contoh mobilitas orang modern di
kota metropolis.
3
. Bercengkrama di tempat-tempat tertentu. Seperti kafe. Kafe telah menjadi salah satu bagian dari gaya hidup modern.
4
. Pernikahan agung. Orang modern menempatkan pernikahan agung sebagai salah satu momen kehidupan yang perlu dirayakan besar-besaran.
5
. Wisuda.
Jika dulu wisuda hanya dilakukan bagi yang lulus sarjana, kini wisuda
telah menjadi gaya hidup, yang digunakan untuk merayakan kelulusan
pendidikan di jenjang yang lebih rendah. Tidak hanya untuk melepas
lulusan SMA, melepas lulusan Taman Kanak-kanak pun seakan wajib
dilakukan seremoni wisuda.
6
. Gaya hidup instan. Gaya hidup instan adalah gaya hidup yang ingin serba cepat
7
. Gaya hidup dengan teknologi komunikasi. Teknologi komunikasi mengalami perkembangan yang amat dasyat dan turut membentuk gaya hidup baru di dunia modern.
C. Ciri-ciri kehidupan masyarakat modern
Disamping
apa yang sudah dijelaskan sebelumnya anda juga harus mengetahui
ciri-ciri masyarakat perkotaan yang gaya hidupny telah berubah sebagai
akibat modernisasi yaitu:
1. Netralitas efektif. Bersikap acuh tak acuh hingga tidak peduli terhadap sekitarnya jika tidak ada sangkut-pautnya dengan kepentingan pribadinya.
2. Orientasi diri. Menonjolkan kepentingan sendiri. Pribadi dan tidak segan-segan menentang jika dirasakan melanggar kepentingannya.
3. Universalisme.
Berpikir objektif, menerima segala sesuatu secara objektif. Masyarakat
cenderung mengambil ukuran-ukuran secara objektif dengan landasan
aturan-aturan atau syarat-syarat yang ada.
4. Prestasi. Masyarakat kota suka mengejar prestasi karena dengan prestasi, orang didorong untuk terus maju.
5. Spesifitas. Menujukkan sikap secara jelas dan tegas dalam hubungan antar pribadi, artinya maksud atau niat dinyatakan tanpa basa-basi.